Serunya Belajar dan Bermain di Perpustakaan Kota Balikpapan

Friday - 23 November 2018 - Dibaca: 910 kali

Balikpapan - Ratusan anak didik usia dini dan SD antusias memenuhi ruang baca anak di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan untuk mendengarkan cerita dari pendongeng. Kegiatan yang dilakukan setiap hari kerja ini adalah salah satu program bidang Perpustakaan untuk mengenalkan pemanfaatan perpustakaan dan kebiasaan baca kepada anak sejak dini. Kamis (22/11) siswa TK Ki Hajar Dewantoro, TK IT Babussalam, dan TK IT Nurul Inayah mendapat jadwal berkunjung ke perpustakaan. Jumlah peserta bertambah dengan adanya kunjungan insidentil dari siswa kelas 1 SD IT Al Auliya. 

Seperti biasa, peserta diterima oleh petugas di aula lantai 1 dan dijelaskan mengenai tata tertib di perpustakaan dan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan. Khusus bagi siswa TK ataupun PAUD, kegiatan dibagi menjadi 3 sesi yaitu mendengar dongeng atau cerita pendek dengan pesan-pesan moral khusus, selanjutnya peserta diajak untuk membaca buku, dan kegiatan diakhiri dengan sesi bebas bagi anak-anak untuk bermain di ruang bermain anak. Bagi siswa SD kegiatan diakhiri pada sesi membaca buku, mereka dibebaskan untuk mencari berbagai informasi yang mereka gemari melalui beragam koleksi buku bacaan anak yang ada.

Pada saat sesi mendengar cerita tampak keceriaan peserta karena penampilan Kak Arif sebagai pendongeng yang pandai menarik perhatian anak dengan tingkahnya yang lucu dan gaya bicaranya yang menyenangkan anak-anak. Cerita yang disampaikan adalah mengenai sejarah tahun gajah dan pada akhir cerita anak-anak diingatkan untuk mengingat sosok Nabi Muhammad dan agar mereka rajin beribadah.

Kegiatan membaca pun tidak kalah seru, peserta asyik membaca buku didampingi oleh gurunya masing-masing. Ketika waktu membaca selesai, peserta diarahkan untuk merapihkan buku yang mereka baca di meja baca. Pemustaka, sebutan bagi pengunjung perpustakaan, memang tidak diperkenankan untuk mengembalikan buku yang mereka baca ke dalam rak buku, hal ini diterapkan untuk menghindari pemustaka meletakkan buku pada rak yang salah.

Bagi peserta anak didik usia dini, kegiatan dilanjutkan dengan sesi bebas bermain dan tampaknya mereka masih bersemangat untuk bermain dengan aktif di ruang bermain anak. Sedangkan bagi peserta siswa SD dibebaskan melanjutkan membaca sesuai pengaturan jadwal pihak sekolah.

Kegiatan story telling ini diharapkan mampu merangsang kegemaran membaca pada masyarakat kota Balikpapan yang dimulai dari anak-anak sejak usia dini serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan yang ada dengan maksimal sehingga tercipta masyarakat pembelajar demi kemajuan bangsa. (Dispustakar/mth)